25rAkFw2tMDk8Wfu6h4pdgtbE0VCcPhgDmSPWlPN

Hasil Quick Count Pilpres 2014





Fariizza-FM, JAKARTA – Portal berita www.antaranews.com dan Radio Republik Indonesia (RRI) bekerja sama dalam menyiarkan proses hitung cepat (quick count) dan exit pool Pemilihan Presiden 2014 setelah sebelumnya  hanya melakukan hitung cepat untuk Pemilu Legislatif 2014.

"Kami menyebar 2.000 relawan ke seluruh Indonesia," kata Direktur Program dan Produksi RRI, M Kabul Budiono, di Jakarta, Selasa.

Budiono mengatakan, metodologi hitung cepat yang digunakan sama dengan saat pemilu legislatif karena sudah teruji secara baik. "Margin error kami nomor dua terkecil," katanya.


Pada Pemilu Legislatif 9 April, hasil quick count yang digelar RRI nyaris sama dengan hasil rekapitulasi resmi suara yang ditetapkan KPU.


Kabul memperkirakan data hitung cepat sudah mulai masuk pukul 14.00 WIB dan berakhir pukul 15.30. WIB. Pada akhir perhitungan, Direktur Utama RRI, Niken Widiastuti, akan mengumumkan hasil hitung cepat.


Selain itu, katanya, RRI juga akan melakukan exit pool untuk mengetahui persepsi pemilih. Metode exit pool adalah menanyakan pemilih usai memberikan suaranya. Hasil exit pool diharapkan sudah diketahui pukul 12.00 WIB. Sementara itu hitung cepat adalah menghitung hasil penghitungan suara di TPS.


Sementara itu, Direktur Pemberitaan Kantor Berita ANTARA, Akhmad Kusaeni, mengatakan, tayangan seketika itu juga akan tersaji pada portal berita antaranews.com, di alamat http://www.antaranews.com/pemilu/quick-count-pilpres-2014.


Hasil itu, selain bisa dilihat di komputer desktop juga bisa diakses melalui perangkat smartphone sehingga pembaca bisa melihatnya di manapun dan kapanpun.


Berbeda dengan pemilihan legislatif, kata Kusaeni, hitung cepat kali ini tidak hanya untuk tingkat nasional namun juga di setiap provinsi.


Dia mengatakan hasil hitung cepat yang dilakukan Puslitbang Diklat RRI ini cukup kredibel karena dilakukan lembaga yang netral.


Sebelumnya,hHasil Pilpres pada 9 Juli 2014 sulit diprediksi karena selisih dukungan antara keduanya kurang besar, dan pemilih yang belum menentukan pilihan masih lebih besar dari selisih tersebut.


Demikian hasil survei nasional terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), yang dilakukan pada 30 Juni-3 Juli 2014.


Jokowi-JK memang unggul 2.7% atas Prabowo Hatta pada saat survei dilakukan, tapi yang belum menentukan pilihan lebih besar (7.5%). Pemilih juga cenderung berubah tiap hari, dan ini membuat semakin sulit memperkirakan hasil akhir dari pertarungan ini.


Sisa waktu pada hari-hari setelah survei hingga tanggal 9 Juli masih bisa membuat pemilih berubah, apalagi di antara yang telah menentukan pilihan itu masih ada sekitar 14% yang merasa belum mantap dengan pilihannya ketika survei dilakukan.


Namun demikian sulit memprediksi siapa yang akan terpilih menjadi presiden pada tanggal 9 Juli 2014 nanti, sebab selisih tersebut lebih kecil dari jumlah yang menyatakan tidak tahu atau belum menentukan pilihan atau rahasia, yakni 7.5%.


Bila pemilih yang 7.5% tersebut terdistribusi secara proporsional pada kedua pasangan, atau cenderung kepasangan Joko Widodo – M. Jusuf Kalla maka pasangan ini yang akan terpilih. Sebaliknya bila suara yang belum memutuskan itu seluruhnya atau hampir seluruhnya ke pasangan Prabowo Subianto –Hatta Rajasa, maka pasangan ini yang akan terpilih.


Dengan perbedaan yang ketat tersebut, sulit diperkirakan siapa yang akan menang dalam Pilpres kali ini. Kemenangan masih ditentukan kegiatan kedua pasangan sejak tanggal 4-9 Juli.


Bila salah satu pasangan lebih unggul dalam kegiatan tersebut maka peta dukungan dapat berubah apalagi di antara yang telah menentukan pilihan itu sekitar 14% menyatakan bisa berubah. Jumlah ini seimbang baik pada pemilih Prabowo Subianto-Hatta Rajasa maupun Joko Widodo– M. Jusuf Kalla.


Keunggulan tersebut termasuk dalam kegiatan ilegal atau curang (bagi-bagi uang, kampanye di hari-hari tenang, intimidasi, dll.) Karena selisihnya sangat kecil, hampir dalam margin of error, potensi melakukan kecurangan itu besar.


Di sini seluruh komponen bangsa diuji seberapa besar kesungguhan untuk menjaga agar pilpres ini jujur, adil, langsung, bebas, dan rahasia (Jurdil), terutama KPU, Bawaslu, dan aparatur negara lainnya.


Bila kita semua lulus dari ujian ini maka demokrasi Indonesia akan semakin kuat, dan bila sebaliknya maka akan terpuruk. Skenario yang paling buruk adalah chaos. Maka bukan hanya demokrasi yang lumpuh, tapi negara-bangsa ini juga bisa terancam.


Survei ini dilakukan atas populasi pemilih nasional, yakni seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dan tinggal di Indonesia. Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 2350 responden.


Respond rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1997 atau 85%. Sebanyak 1997 responden ini yang dianalisis. Margin of error rata-rata dari survei dengan ukuran sampel tersebut sebesar +/- 2.2% pada tingkat kepercayaan 95% (dengan asumsi simple random sampling). Wawancara dilakukan lewat tatap muka.


Pertanyaan utama dalam survei ini adalah pasangan calon presiden-wakil presiden mana yang pemilih akan pilih bila pemilihan dilakukan sekarang (saat wawancara dilakukan).


Terhadap pertanyaan tersebut 44.9% menyatakan memilih pasangan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa, dan 47.6% menyatakan memilih pasangan Joko Widodo – M. Jusuf Kalla. Sisanya, 7.5%, menyatakan tidak atau belum tahu, rahasia, atau tidak mau menjawab.


Dengan kata lain selisih dukungan pada kedua pasangan tersebut sebesar 2.7% untuk pasangan Joko Widodo – M. Jusuf Kalla. Selisih ini signifikan pada saat wawancara dilakukan sebab sedikit lebih besar dari margin of error rata-rata.


Hasil survei selengkapnya dapat diklik di sini.


Hasil survei SMRC tentang Pilpres 2014 tersebut dikicaukan lewat @saifulmujani  milik Saiful Mujani, pendiri SMRC, pada 8 Juli 2014. Biasanya, SMRC juga melansir hasil quick count lewat akun Twitter ini.


Berikut kicauan @saifulmujani tentang selisih suara Prabowo dan Jokowi yang tinggal 2,7%, di mana pasangan nomor urut 2 Jokowi dan Jusuf Kalla masih unggu:


Berikut tweet hasil survei smrc 30 juni - 3 juli 2014

Populasi survei adalah seluruh pemilih nadional minus yang timggal di luar negeri
Pemilih luar negeri dr pengalaman selama ini tak berarti signifikan krn jumlahnya sedikit dan cukup mencerminkan variasi di tanah air.
Responden dipilih secara random, mulyistage random samling, dan valid u analisis sebesar 1997. Margin of error +/- 2.2% ci 95%. Asumed 
Sampel cukup menceinkan pupuladi nasional secara geografi dan demografi
Hasilnya, prabowo-hatta 44.9%, jokowi-jk 47.6%, dan belum tahu, rahasia, atau tidak mau jawab 7.5%.
Jadi selisihnya 2.7% untuk Jokowi-JK. Hanya terpaut 0.5% dari matgin of error
Dengan selisih 2.7%, sedangkan yang belum diketahui pilihannya 7.5 prrsen (lebih besar), maka sulit diperkirakan pemenangnya.
Klalu yang belim diketahui terdisyribusi proporsionsal maka jokowi-jk lebih berpeluang menang.
Bila yg belum diketahui itu semua at hampir semua ke prabowowo-hatta mk pasngan ini yang akan menang, dan bila yg udah milih tak berubah
Di samping itu, di anyara yang sudah milihpun, 14% menyatakan belum mantap. Ini pada pemilih ke dua pasangan. Hasil semakin sulit difuga
Namin demikian dalam 2 minggu terakhir persaingan ketat dan tidak banyak berubah.
Sisa waktu sejak tanggal 4 bisa merubah peta bila ada yang lebih unggul dalam mobiliadai. Termasuk unggul dalam mobilisasi ilegal.
Selisih yg ketat dapat memancing untuk tindakan2 ilegal.
Bila tindakan ilegal itu MK dapat nilai massif dan terstruktur dan potensial membalik perolehan suara, maka pilpres ulang akan terjadi.
Keadaan itu membuka peluang kisruh, atau bahkan chaos bila penyelenggara pilpres dan aparatut negara terkait tidak jurdil.
Pilpres ini ujian bagi semua elemen bangsa apakah kita bisa menjaga dan meningkatkan demokrasi kita, dan menghindari disorder.
Semoga kita lulus dari ujian ini.
Sekian. Selamat sore. Wassalam
Sementara itu, dalam iklannya di harian Kompas, LSI Network yang didirikan oleh Denny JA, akan mengumumkan Presiden Terpilih versi hasil quick count Pilpres 2014 9 Juli dan analisis pada pukul 15.30 dan pengumuman Presiden Terpilih versi exit poll pada 11.00 sampai 13.00.

Sebelumnya, melalui kicauannya di akun Twitter @DennyJA_World, Denny memastikan bahwa hasil exit poll akan dilansir mulai pukul 11.00 WIB, Rabu 9 Juli 2014, dan hasil quick count Pilpres 2014 sejak pukul 13.00 WIB melalui akun twitter tersebut.


“Jam 11.00, 9 Juli, presiden Indonesia versi Exit Poll diketahui + pergerakan quick count sejak jam 13.00. Ikuti @DennyJA_WORLD.” Begitu kicauan Denny JA, 8 Juli 2014.


Seperti pada pemilihan anggota legislatif 9 April, hasil quick count alias hitung cepat Pilpres 2014 bisa dilihat mulai pukul 13.00 WIB pada 9 Juli 2014.


Apabila mengikuti pola yang diterapkan pada Pileg 2014, waktu pemungutan suara Pilpres 2014 9 Juli di TPS akan berakhir pada pukul 13.00. Berarti para lembaga yang melakukan hitung cepat baru bisa menayangkan hasil quick count setelah jam tersebut.


Sama seperti di Pileg 2014, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyetujui kehadiran 56 lembaga survei yang mungkin juga melakukan dan melansir hasil quick count Pilpres 2014.


Adapun 56 lembaga survei dan lembaga quick count berdasar data dari KPU adalah:


1. PT Lingkaran Survei Kebijakan Publik
2. PT Citra Komunikasi LSI
3. PT Konsultan Citra Indonesia
4. Media Survei Nasional
5. PT Citra Publik Indonesia
6. PT Indikator Politik Indonesia
7. PT Data Lembaga Survei Indonesia (LSI)
8. PT Lingkaran Survei Indonesia (LSI)
9. PT Roy Morgan Research
10. Lembaga Jaringan Isu Publik
11. PT Cyrus Nusantara
12. PT Citra Publik
13. PT Media Survei Indonesia
14. Saiful Mujani Research and Consulting
15. CIRUS Surveyors Group
16. Lembaga Survei Nasional
17. Pusat Data Bersatu
18. Lembaga Survei Jakarta
19. Pol-Tracking Indonesia
20. Indopoling Network Research, Strategy and Consulting
21. Political Communication Institute
22. Markplus Insight
23. Indonesia Research Centre (PT Pusat Riset Indonesia)
24. Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis)
25. PT Indo Barometer
26. Charta Politika Indonesia
27. Polmark Indonesia
28. Jaringan Suara Indonesia (JSI)
29. Studi Suara Rakyat (SSR)
30. Lentera Data Riset
31. Lembaga Polling Indonesia (LPI)
32. Political Weather Station
33. Lembaga Klimatologi Politik
34. New Indonesia (Yayasan Lembaga Survei Publik Bekasi)
35. Puslitbang Diklat LPP RRI
36. PT Kompas Media Nusantara
37. Institute for Strategic and Development Studies
38. PT Alvara Strategi Indonesia
39. Politicawev.com (PT Tridaya Nusantara Internasional)
40. Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN)
41. PT Premiere Epsilon Indonesia
42. Soegeng Sarjadi School of Government (Yayasan Indonesia Cerdas Soegeng Sarjadi)
43. Indonesia Research and Survey (IRES)
44. Citra Survei Indonesia (CSI)
45. PT Indo Survey dan Data Strategy (ISS)
46. PT Tylor Nelson Sofres Indonesia
47. Populi Center
48. Lembaga Real Count Nusantara
49. Nurjaman Center For Indonesian Democrazy (NCID)
50. Lembaga Pemilih Indonesia
51. Survei dan Polling Indonesia (SPIN)
52. Indonesia Survey Center (JSC)
53. Founding Father House (Graha Bapak Pendiri Bangsa)
54. Litbang Koran SINDO (PT. Media Nusantara Indonesia)
55. Riset Kebijakan dan Otonomi Daerah (Rekode)
56. Losta InstituteUntuk mengetahui nama penanggung jawab dan alamat lembaga survei dan hitung cepat di atas bisa diakses melalui www.kpu.go.id atau silakan klik di sini. (BACA: QUICK COUNT PILPRES 2014: Hasil Survei Ini Prabowo Menang, Survei Itu Jokowi Menang)

Pada Pileg 2014 9 April, Komisi Penyiaran Indonesia, Selasa (8/4/2014), menyerukan kepada lembaga penyiaran seperti stasiun TV untuk menyiarkan hasil hitung cepat (quick count) Pemilihan Umum 2014 paling cepat pukul 13.00 WIB.


Menurut Wakil Ketua KPI Pusat Idy Muzayyad Idy ketika itu, waktu penyiaran hasil hitung cepat itu merupakan kesepakatan dari Gugus Tugas Penyiaran Pemilu yang terdiri atas KPI, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Komisi Informasi Pusat (KIP).


Dengan adanya kesepakatan itu berarti meskipun pada pukul 11.00 WIB hasil hitung cepat alias quick count dari TPS di Indonesia bagian timur sudah dapat diketahui, lembaga penyiaran harus menunggu hingga TPS di daerah Indonesia bagian barat ditutup yakni pukul 13.00 WIB untuk dapat menyiarkan hasil quick count.


KPI juga meminta dalam siaran hitung cepat, lembaga penyiaran menyampaikan informasi yang lengkap dan akurat terkait sumber dana dan metodologi yang digunakan dalam quick count.


Selain itu juga harus dinyatakan bahwa hasil hitung cepat itu bukan hasil resmi dari KPU sebagai penyelenggara Pemilu.


Beberapa lembaga survei yang nanti biasanya juga melakukan hitung cepat alias quick count Pilpres 2014 melansir hasil survei menjelang hari H pencoblosan pada 9 Juli 2014.


Mungkin karena ketatnya persaingan suara pasangan nomor urut 1 Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa dengan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK), hasil survei dari lembaga itu berbeda. Akankah hal serupa akan terjadi pada quick count Pilpres 2014 tanggal 9 Juli?


Sebagai contoh, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network, salah satu pionir penyelenggara quick count Pilpres, melansir hasil survei yang menyebutkan pasangan Jokowi dan JK unggul. Sementara survei LSN menyebut Prabowo dan Hatta memiliki elektabilitas lebih tinggi. 


(Sumber: Kabar24.com)
Related Posts

Related Posts